Kamis, 22 Mei 2014

Rumah Kami (Sederhana Sekali) !!!



            dibalai bambu, kita berbagi cerita
            berlari dan bernyanyi, mengisi cerahnya hari
dibalai bambu, angan mimpi kita menyatu
walau kadang kita tak sependapat,
namun yakinkan hati kita tetap satu…

jangan berhenti kawan… kita songsong matahari
dengan semangatmu yang tersisa
jangan berhenti kawan… tetap saling berpegangan
buktikanlah pada mereka, kita satu J

ahaaa… ini dia lagu andalan anak Nalar, yang entah siapa penciptanya.
Lagu yang setiap kali didengar, selalu saja berhasil membuat kami rindu rumah…
Rumah Nalar… Rumahku!!!
Bukan, Rumah kami…
Kecil, sempit, panas, hanya ada beberapa ruangan kecil didalamnya, halaman yang sering tergenang air ketika hujan turun, rumah yang tidak cukup menampung keluarga besar kami, sederhana sekali.
Penuh kekurangan tapi entah kenapa justru membuat kami nyaman.
Mungkin ada gurau, tawa, dan canda disana…


Disana tidak setiap hari kami bisa temui yang namanya bahagia, tawa…
Tidak jarang pula air mata, suara dengan nada yang tinggi, kemarahan, teriakan, rasa benci dan tidak saling suka kami temui disana.
Orang-orang dengan karakter sangat jauh berbeda.
Keras kepala, baik, humoris, tenang, pemarah, pembenci, pemalu, cerewet, pendiam. Semuanya ada!
Jangan salah, justru perbedaan itu yang membuat kami dewasa, saling menerima dan melengkapi.

Disana, rumah yang membuat saya menangis sekaligus menjadi kuat.
            Ada banyak tantangan disana.
            Ada banyak masalah disana.
            Ada banyak pertengkaran disana.
Tapi … disana juga banyak…
Kebahagiaan.
Kebersamaan.
Orang-orang yang menginspirasi.


*ditulis ditengah kesibukan merekap presensi PMP-OMK 17, ditemani bising suara kipas angin.


1 komentar: