Penalaran,
sebuah kata yang sering terdengar oleh telingaku namun tak pernah kupahami apa
arti kata tersebut. Tak ada keinginan untuk mencari tahu karena pikirku tak ada
yang istimewa. LPM Penalaran UNM yang ku kenal karena dua orang kakak yang
cantik dan ganteng sedang sosilisasi di
kelas kuliahku ketika aku masuk sepulang dari toilet. Ku dengar samar-samar
tanpa terlalu mempedulikan detail kalimat demi kalimat yang mereka sampaikan.
Sempat ku dengar mereka bercerita betapa kerennya penalaran UNM itu, namun ku
abaikan. Keinginan untuk menjadi bagian dari penalaran tak pernah terbesit
dibenakku. Sampai suatu ketika seorang kakak yang waktu itu berkaos merah
datang ke kostku dan membawa beberapa formulir untuk teman-temanku, merenung
sejenak dan ku pikir tak ada salahnya untuk sekedar mencoba. Jadi kuputuskan
untuk ikut-ikutan mendaftar penalaran.
Hiruk
pikuk gedung rektorat, 13 Januari 2013 tepatnya diadakan technical meeting
pertama yang ku ikuti karena ajakan teman-teman. Panas, sempit-sempitan saat
berebut pulpen untuk tanda tangan membuatku sedikit terganggu tapi tak apa.
Semua prosedur kegiatan waktu itu ku patuhi. Walaupun ada sedikit kesalahan
karena aku salah menulis tempat FGDku yang bersamaan dengan kuliahku dan
sialnya tak bisa diubah. Pikirku, yah never mind karena toh aku masuk penalaran
karena ingin mencoba, jadi kalau misalnya aku gugur karena kesalahan jadwal FGD
kupikir karena aku memang tak cocok. Saat pasrah, temanku mengatakan untuk
merubah kembali jadwal FGDku, ku ikuti sarannya dan finish.
Di
kampus Tidung, lokasi FGD I ku dengan tema UNM menuju World Class University.
Dengan modal nekat dan sedikit referensi asal-asalan ku ikuti diskusi waktu
itu. Berjalan lancar karena peserta hanya 3 orang yang hadir. Selisih beberapa
hari dengan FGD II dengan tema yang lain yaitu Kriteria Pemimpin Pilpres 2014.
Sama seperti sebelumnya tak ada persiapan apapun dan karena modal sedikit
pengetahuan SMA sehingga bisa menjawab semua yang ditanyakan oleh kedua kakak
waktu itu. Selesai pukul 06.00, pulang dan menyelesaikan resume.
Pagi
itu, dengan mengenakan kaos merah, dengan persiapan mental seadanya menuju
rumah nalar seraya mengikuti rangkaian tes wawancara. Banyak
kemungkinan-kemungkinan yang terbesit dalam benakku. Perasaan dag dig dug,
berusaha ku minimalisir. Dan ternyata benar, ketika tes berlangsung ada 2
pertanyaan yang tak bisa ku jawab lantaran rasa gemetar, kaget yang tidak
karuan entah karena merasa takut dengan kakak senior, dan untungnya air mata
tidak menetes seperti pada beberapa peserta yang lain, katanya. Hari itu ku
lalui bisa di bilang lancer ataupun sebaliknya. Psimis karena ketidakbecusanku
kala itu. Dan lagi perasaan pasrahku memekikku yang saat itu ku kira bahwa aku
sudah mulai menyukai penalaran.
Selang
beberapa hari, tes terakhir yaitu tes tertulis. Dengan membaca referensi
sederhana yang ku unduh pada beberapa situs aku menjawab soal yang mungkin
sebagian besar tak bisa ku jawab. Sebagian ku jawab karena memang jawabannya ku
yakini dan sebagian lagi cap cip cus. Ternyata masih banyak peserta yang
membuatku kembali psimis. Tapi ku yakini bahwa usahaku sudah maksimal dan sudah
kutanamkan dalam hati bahwa ketika aku tidak lulus, tahun depan akan mendaftar
kembali. Tengah malam hari penentuan ternyata namaku termasuk 120 besar yang lulus
mengikuti PMP-OMK. Yeah thanks God !!! Semenjak setelah pengumuman itu, aku
bersemangat mengikuti kegiatan lainnya dan antusias ingin menjadi bagian dari
LPM Penalaran UNM. Mendaftar ulang dan menunggu jadwal kegiatan PMP-OMK.
Masa
PMP tiba dan pagi pagi sebelum teman-temanku yang lain beranjak dari mimpi
mereka masing-masing, langsung saja ku terobos pagi yang dingin dan segera
menuju gazebo mipa tempat yang disepakati berkumpul sebelum menuju lokasi
kegiatan. Beban ransel dipunggungku tak membuatku mengeluh karena dikalahkan
semangatku yang luar biasa. Say “hey” kepada teman peserta yang lain, teman
baru dari berbeda fakultas yang belum ku kenal. Walaupun terlambat dari waktu
keberangkatan yang disepakati tapi tidak menjadi hambatan untuk kami para peserta
bersungut-sungut. Dengan bus warna kuning terang UNM, kami meninggalkan kampus
menuju Antang tepatnya di SMP Atira. Diperjalanan banyak hal yang kami
perbincangkan, bercerita penglaman dll. Tiba ditempat tujuan, kami segera
berkemas barang barang menuju kamar masing-masing. Ada banyak hal, pengalaman
mengesankan bahkan pengetahuan yang mungkin tak akan pernah kami temui ditempat
lain. Makan bersama di lantai, kenalan dan bercerita dengan teman baru,
kerjasama dalam kelompok, mengantuk saatterima materi, menulis proposal di
emperan mushollah ditemani nyamuk, begadang menulis proposal, bangun
subuh-subuh, games, bahkan seminar proposal yang belum pernah sekalipun ku
dapatkan di organisasi yang lain. Melatihku menjadi seorang penulis dan
peneliti yang baik. Semuanya punya tempat tersendiri dari setiap pengalaman
yang kami lalui.
Setelah
kegiatan PMP, waktu kami disibukkan dengan kuliah diselingi tugas penelitian
kelompok dan tugas KTI individu. Bingung dan tidak tahu harus memikirkan ide
unik secara belum pernah menulis KTI sebelumnya. Beruntung ada kakak pendamping
yang bersedia member masukan dan saran yang sangat membantu kami menyelesaikan
tugas tersebut. Dengan berbekal pengalaman pas-pasan dan dua lembar katrol,
hampir setiap hari kami konsultasi dengan kakak pendamping. Ditengah
kesibukanku dan teman-teman mencari judul untuk dijadikan karya ilmiah, kadang
aku berpikir untuk menyerah. Namun, banyak teman-teman yang mendukung, member
motivasi untuk tetap berjuang sampai tahap pengukuhan. Bantuan kakak dan teman
sehingga aku punya ide dan menyulapnya menjadi sebuah karya tulis yang
sederhana yang prosesnya berhari-hari. Yeah karya tulisku yang pertama.
Ternyata menulis memiliki kepuasan tersendiri, terlebih lagi ketika tulisan ita
bermanfaat untuk orang lain. Tidak sedikit temanku yang awalnya berniat masuk
penalaran, mengurungkan niatnya karena melihat tugas dan kegiatan yang padat,
tiap hari nongkrong di depan laptop, tiap hari search referensi, jarang kumpul
dengan teman sekelas, pulang larut malam bahkan subuh. Yang paling ku ingat
ketika dealine KTI individu, kami bertiga, aku, naya chan dan ani chan tidak
tidur hingga subuh padahal keesokannya kami bertiga ada kegiatan PKL di malino.
Beberapa kali pantul dari kakak pendamping, dan beruntung masih ada tempat
jilid yang masih menerima orderan hingga subuh, belum lagi ada insiden entah
orang mabuk atau orang gila yang mengancam dengan benda tajam. Ketakutan dan
bersembunyi. Insiden itu tak lama dan setelah selesai kira-kira pukul 4 subuh
kami mengembalikan KTI dan pulang istirahat. Waktu tidur hanya 1 jam, namun
rasa puas boleh mengapus setiap tetes keringat lelah kami.
Dari
semua tahap penyeleksian menjadi penalaran, seminar hasil adalah yang paling
berkesan. Degup jantung yang tidak karuan, keringat dingin, gugup, dan khawatir
akan lupa setiap kata yang akan diucapkan saat presentasi. Bukan pengalaman
pertama speak didepan umum, tapi baru pertama kali mencoba memaparkan hasil
penelitian bagi kami para pemula. Rasa takut dibentak, takut salah semuanya
terbayarkan dengan keberanian dan kepuasan untuk usaha yang aku dan teman-teman
lakukan. Walaupun belum maksimal tapi setidaknya kami sudah berusaha dan hal
itu menjadi pengalaman tersendiri buat kami belajar lebih awal untuk menjadi
peneliti yang berkualitas seperti kakak-kakak yang ada di penalaran. Bentakan
penanggap kami jadikan suatu kritikan pedas yang menjadikan kami lebih baik.
Terima kasih.
Penalaran
usai, OMK menanti. Karena OMK aku bisa nginap di rumah adat . Senang rasanya
bisa bertemu lagi dengan peserta lain yang masih berusaha bertahan dari jurusan
yang berbeda. Perbedaan itu yang melengkapi kami untuk lebih saling kenal satu
dengan yang lain. Pinggang pegal karena larangan untuk bersandar di dinding
saat menerima materi, menahan rasa kantuk dan lapar tidak menyurutkan semangat
aku dan teman-teman untuk mengikuti semua kegiatan. Olahraga pagi bisa jadi
hiburan tersendiri tiap pagi menahan lapar karena ulah kakak-kakak dan
teman-teman. Kekompakan, keceriaan, kekreatifan semakin mempererat kebersamaan
kami. Dikejar anjing saat olahraga pagi pun tak lupa kutuliskan dalam ceritaku
ini :D. Makan sederhana menjadi sesuatu yang bermakna ketika kami semua
bersama-sama menikmatinya. Antri cuci pirng masing-masing, antri untuk ambil
makanan mirip tahanan, sandal hilang, satu rasa, berebut tempat tidur tidak
akan pernah hilang dalam ingatan ku bahwa aku pernah bersama kalian mengikuti
OMK bersama dan mengajariku banyak hal yang tidak pernah kudapatkan sebelumnya.
Terima kasih :*
Tahap
yang terakhir PMP. Tahap ini yang bikin aku dan teman-teman yang lain rajin
datang di rumah kebanggan kami, rumah nalar. Malu-malu tapi untuk waktu yang
singkat. Hampir setiap hari dalam waktu satu bulan PMP aku berusaha membangun
chemistry dengan teman dan kakak yang lain. Masing-masing dikempokkan dalam
tiap bidang dan aku di bidang diklat. Bersama kak Nisa dan jajarannya, aku
banyak belajar tentang tugas bidang diklat. Melakukan peran yang sebelumnya
belum pernah ku lakoni, sebagai moderator, pun teman-teman yang belajar menjadi
pemateri. Semuanya menjadi sesuatu yang berharga J
walaupun ikut kajian bolong-bolong, tapi itu karena berbagai halangan. Setiap
materi yang disimak memberi manfaat dan motivasi tersendiri buat aku, dan yang
paling menarik adlah materi kak indah tentang berpikir kritis. Selama ini yang
ku anggap bepikir kritis adaah teman-teman yang aktif bertanya dikelas,
berdebat namun dengan materi itu aku tahu bahwa hal-hal seperti itu berbanding
terbalik dengan yang dikatakan berikir kritis. Terimah kasih !
Selain
berkecimpung dalam bidang diklat, aku juga menjadi volunteer di seksi usaha
dana Karya Bakti Ilmiah Nasional (KBIN). Banyak kegiatan yang aku lalui bersama
teman yang lain. Pagi-pagi menjual bubur kacang hijau di tanjung, yang jujur
kegiatan itu baru pertama kali ku lakukan. Malam minggu menjual puding bersama di pantai
losari bahkan harus sembunyi-sembunyi ketika beberapa pamong praja yang
berjalan di sekitar tempat kami berjualan. Dukanya kalau jualan kami banyak
yang menolak, tapi sukanya yah kalau banyak yang beli. Awalnya susah karena
harus menyesuaikan diri dengan keadaan yang bisa di bilang asing. Namun hal itu
menjadi pengalaman yang tersediri pula apalagi dengan kebersamaan dengan kakak
dan teman-teman yang lain. Bukan hanya puding, cokelat pun tak lupa menjadi
jualan kami. di akhir kegiatan PMK, untuk mencukupi waktu volunteer yang harus
dipenuhi, tak habis pikir kak Nunu’ yang waktu itu jadi koordinator, mengajak
kami berkreasi dengan membeli beberapa peniti dan kancing baju yang akan dibuat
menjadi beberapa bros jilbab yang cantik dan unik. Bukan lagi di jual di pantai
losari tapi dijual di kampus dengan teman sekelas yang butuh usaha keras untuk
membujuk supaya teman mau membelinya dan hasilnya tidak mengecewakan. Ada
kepuasan tersendiri ketika jualan kami ludes karena banyak yang berminat.
Volunteer yang lain pun asyik dengan kegiatan dari tiap seksi masing-masing untuk
mencukupi waktu volunteer mereka.
Kartu
kontrol di kumpul ke panitia dan menunggu hasil rapat siapa yang akan lulus
untuk mengikuti pangukuhan anggota baru. Perasaan takut tidak lulus, deg degan
pasti dialami semua peserta PMP-OMK. Namun setelah keputusan rapat, ternyata
semua peserta yang tersisa 61 orang berhasil untuk mengikuti pengukuhan dan
tentunya aku dan teman-teman merasa senang dan puas. sekitar dua minggu setelah
PMK, baru diadakan pengukuhan di Punaga, Takalar.
Banyak
persiapan yang kami lakukan sebelum berangkat ke tempat pengukuhan. Menyiapkan
semua peralatan yang sudah ditentukan oleh kakak panitia. Mulai dari alat
masak, pakaian pribadi, tenda tempat tidur, sampai alat make up yang entah
untuk apa. Tanggal 17 Mei 2013 sore kami berangkat dengan pete’-pete’ merah
yang ku anggap sangat berjasa karena kami boleh tiba di sebuah pantai di
Takalar yang tidak terlihat karena gelapnya langit namun kami bisa merasakan
angin yang dingin dan segar. Setelah tiba, kami rombongan terakhir yang tiba
karena menyusul langsung duduk dan mendengarkan beberapa arahan dari
kakak-kakak. Rasa capek, ngantuk dan gigitan nyamuk yang menyengat tangan tidak
meyurutkan semangat kami karena boleh berkumpul bersama dengan peserta lain yang
tinggal menghitung hari akan dikukuhkan menjadi keluarga besar LPM Penalaran
UNM. Tiga hari selama kegiatan, banyak kegiatan, materi, games, dan masakan
yang enak oleh kakak panitia, susah mandi karena minimnya kamar mandi, dan
tidur pun bermasalah karena saling berebut tenda dan endingnya hanya tidur di
tenda kecil yang melebihi kapasitas dan tidur dengan kaki terlipat, dan alhasil
badan jadi sakit pas bangun pagi-pagi. Kegiatan rutin tiap pagi senam ala
panitia dan peserta dengan gaya yang aneh-aneh tapi lucu yang bikin pagi jadi
seru dan ramai. Tidak kalah seru games estafet tap kelompok pakai alat-alat
yang di bawah yang ternyata untuk games itu. Mulai dari lomba pakai sarung,
topi, kemej, dasi kantoran, dan yang cowok yang paling terakhir di make up oleh
teman kelompok cewek dengan mata tertutup dan jadi korban games bahkan jadi
bahan tertawaan semuanya. Tidak hanya itu, ada banyak kegiatan seru yang kami
lalui hari itu, menyita banyak waktu dan energi tapi terbayarkan dengan
kebahgiaan dan suara tawa yang membuat pantai punaga penuh dengan keceriaan dan
kebersamaan yang tidak akan pernah tergantikan. Banyak games sederhana yang
mengajarkan kami kebersamaan, kekompakan, tanggung jawab, saling percaya dan
menghargai, dan saling mengerti keadaan masing-masing pribadi dan yang akan
menjadi bekal kami untuk menjadikan LPM Penalaran menjadi yang terbaik untuk
seterusnya.
Dan
waktu yang paling bersejarah dan di tunggu-tunggu minggu, 19 Mei 2013
dikejutkan oleh suara yang membangunkan kami sekitar pukul 04.00 pagi dan
diculik satu per satu. Diterpa angin laut yang dingin pagi itu kami mengucapkan
sumpah sebelum dikukuhkan menjadi keluarga penalaran. Masing-masing menunggu
giliran untuk moment-moment paling penting mendapatkan NRA dan saling member
selamat dengan semua kakak panitia dan semua peserta PMP-OMK yang resmi menjadi
anggota penalaran. Bahagia, karena dari 150 orang yang lulus, ada 61 orang yang
menjadi anggota penalaran angkatan 16. Angka yang unik. Hari itu menjadi hari
bahagia dan menjadi hari penting. Semua usahaku dan teman-teman dari enam bulan
yang lalu pendaftaran sampai pada saat kami di kukuhkan tidak dapat kami lalui
tanpa kerja keras dan dukungan dan bantuan dari kakak penalaran serta semua
teman. Tidak hanya sampai disitu, tapi saat itulah awal kami berjuang yang
sesungguhnya untuk menjadi yang lebih baik dan kami masih sangat butuh
bimbingan dari kakak-kakak yang sudah tahu lebih banyak. Thanks so much :*