Sabtu, 23 November 2013

Menjadi Penalaran


Penalaran, sebuah kata yang sering terdengar oleh telingaku namun tak pernah kupahami apa arti kata tersebut. Tak ada keinginan untuk mencari tahu karena pikirku tak ada yang istimewa. LPM Penalaran UNM yang ku kenal karena dua orang kakak yang cantik dan ganteng  sedang sosilisasi di kelas kuliahku ketika aku masuk sepulang dari toilet. Ku dengar samar-samar tanpa terlalu mempedulikan detail kalimat demi kalimat yang mereka sampaikan. Sempat ku dengar mereka bercerita betapa kerennya penalaran UNM itu, namun ku abaikan. Keinginan untuk menjadi bagian dari penalaran tak pernah terbesit dibenakku. Sampai suatu ketika seorang kakak yang waktu itu berkaos merah datang ke kostku dan membawa beberapa formulir untuk teman-temanku, merenung sejenak dan ku pikir tak ada salahnya untuk sekedar mencoba. Jadi kuputuskan untuk ikut-ikutan mendaftar penalaran.

Hiruk pikuk gedung rektorat, 13 Januari 2013 tepatnya diadakan technical meeting pertama yang ku ikuti karena ajakan teman-teman. Panas, sempit-sempitan saat berebut pulpen untuk tanda tangan membuatku sedikit terganggu tapi tak apa. Semua prosedur kegiatan waktu itu ku patuhi. Walaupun ada sedikit kesalahan karena aku salah menulis tempat FGDku yang bersamaan dengan kuliahku dan sialnya tak bisa diubah. Pikirku, yah never mind karena toh aku masuk penalaran karena ingin mencoba, jadi kalau misalnya aku gugur karena kesalahan jadwal FGD kupikir karena aku memang tak cocok. Saat pasrah, temanku mengatakan untuk merubah kembali jadwal FGDku, ku ikuti sarannya dan finish.

Di kampus Tidung, lokasi FGD I ku dengan tema UNM menuju World Class University. Dengan modal nekat dan sedikit referensi asal-asalan ku ikuti diskusi waktu itu. Berjalan lancar karena peserta hanya 3 orang yang hadir. Selisih beberapa hari dengan FGD II dengan tema yang lain yaitu Kriteria Pemimpin Pilpres 2014. Sama seperti sebelumnya tak ada persiapan apapun dan karena modal sedikit pengetahuan SMA sehingga bisa menjawab semua yang ditanyakan oleh kedua kakak waktu itu. Selesai pukul 06.00, pulang dan menyelesaikan resume. 

Pagi itu, dengan mengenakan kaos merah, dengan persiapan mental seadanya menuju rumah nalar seraya mengikuti rangkaian tes wawancara. Banyak kemungkinan-kemungkinan yang terbesit dalam benakku. Perasaan dag dig dug, berusaha ku minimalisir. Dan ternyata benar, ketika tes berlangsung ada 2 pertanyaan yang tak bisa ku jawab lantaran rasa gemetar, kaget yang tidak karuan entah karena merasa takut dengan kakak senior, dan untungnya air mata tidak menetes seperti pada beberapa peserta yang lain, katanya. Hari itu ku lalui bisa di bilang lancer ataupun sebaliknya. Psimis karena ketidakbecusanku kala itu. Dan lagi perasaan pasrahku memekikku yang saat itu ku kira bahwa aku sudah mulai menyukai penalaran.

Selang beberapa hari, tes terakhir yaitu tes tertulis. Dengan membaca referensi sederhana yang ku unduh pada beberapa situs aku menjawab soal yang mungkin sebagian besar tak bisa ku jawab. Sebagian ku jawab karena memang jawabannya ku yakini dan sebagian lagi cap cip cus. Ternyata masih banyak peserta yang membuatku kembali psimis. Tapi ku yakini bahwa usahaku sudah maksimal dan sudah kutanamkan dalam hati bahwa ketika aku tidak lulus, tahun depan akan mendaftar kembali. Tengah malam hari penentuan ternyata namaku termasuk 120 besar yang lulus mengikuti PMP-OMK. Yeah thanks God !!! Semenjak setelah pengumuman itu, aku bersemangat mengikuti kegiatan lainnya dan antusias ingin menjadi bagian dari LPM Penalaran UNM. Mendaftar ulang dan menunggu jadwal kegiatan PMP-OMK.

Masa PMP tiba dan pagi pagi sebelum teman-temanku yang lain beranjak dari mimpi mereka masing-masing, langsung saja ku terobos pagi yang dingin dan segera menuju gazebo mipa tempat yang disepakati berkumpul sebelum menuju lokasi kegiatan. Beban ransel dipunggungku tak membuatku mengeluh karena dikalahkan semangatku yang luar biasa. Say “hey” kepada teman peserta yang lain, teman baru dari berbeda fakultas yang belum ku kenal. Walaupun terlambat dari waktu keberangkatan yang disepakati tapi tidak menjadi hambatan untuk kami para peserta bersungut-sungut. Dengan bus warna kuning terang UNM, kami meninggalkan kampus menuju Antang tepatnya di SMP Atira. Diperjalanan banyak hal yang kami perbincangkan, bercerita penglaman dll. Tiba ditempat tujuan, kami segera berkemas barang barang menuju kamar masing-masing. Ada banyak hal, pengalaman mengesankan bahkan pengetahuan yang mungkin tak akan pernah kami temui ditempat lain. Makan bersama di lantai, kenalan dan bercerita dengan teman baru, kerjasama dalam kelompok, mengantuk saatterima materi, menulis proposal di emperan mushollah ditemani nyamuk, begadang menulis proposal, bangun subuh-subuh, games, bahkan seminar proposal yang belum pernah sekalipun ku dapatkan di organisasi yang lain. Melatihku menjadi seorang penulis dan peneliti yang baik. Semuanya punya tempat tersendiri dari setiap pengalaman yang kami lalui.

Setelah kegiatan PMP, waktu kami disibukkan dengan kuliah diselingi tugas penelitian kelompok dan tugas KTI individu. Bingung dan tidak tahu harus memikirkan ide unik secara belum pernah menulis KTI sebelumnya. Beruntung ada kakak pendamping yang bersedia member masukan dan saran yang sangat membantu kami menyelesaikan tugas tersebut. Dengan berbekal pengalaman pas-pasan dan dua lembar katrol, hampir setiap hari kami konsultasi dengan kakak pendamping. Ditengah kesibukanku dan teman-teman mencari judul untuk dijadikan karya ilmiah, kadang aku berpikir untuk menyerah. Namun, banyak teman-teman yang mendukung, member motivasi untuk tetap berjuang sampai tahap pengukuhan. Bantuan kakak dan teman sehingga aku punya ide dan menyulapnya menjadi sebuah karya tulis yang sederhana yang prosesnya berhari-hari. Yeah karya tulisku yang pertama. Ternyata menulis memiliki kepuasan tersendiri, terlebih lagi ketika tulisan ita bermanfaat untuk orang lain. Tidak sedikit temanku yang awalnya berniat masuk penalaran, mengurungkan niatnya karena melihat tugas dan kegiatan yang padat, tiap hari nongkrong di depan laptop, tiap hari search referensi, jarang kumpul dengan teman sekelas, pulang larut malam bahkan subuh. Yang paling ku ingat ketika dealine KTI individu, kami bertiga, aku, naya chan dan ani chan tidak tidur hingga subuh padahal keesokannya kami bertiga ada kegiatan PKL di malino. Beberapa kali pantul dari kakak pendamping, dan beruntung masih ada tempat jilid yang masih menerima orderan hingga subuh, belum lagi ada insiden entah orang mabuk atau orang gila yang mengancam dengan benda tajam. Ketakutan dan bersembunyi. Insiden itu tak lama dan setelah selesai kira-kira pukul 4 subuh kami mengembalikan KTI dan pulang istirahat. Waktu tidur hanya 1 jam, namun rasa puas boleh mengapus setiap tetes keringat lelah kami. 

Dari semua tahap penyeleksian menjadi penalaran, seminar hasil adalah yang paling berkesan. Degup jantung yang tidak karuan, keringat dingin, gugup, dan khawatir akan lupa setiap kata yang akan diucapkan saat presentasi. Bukan pengalaman pertama speak didepan umum, tapi baru pertama kali mencoba memaparkan hasil penelitian bagi kami para pemula. Rasa takut dibentak, takut salah semuanya terbayarkan dengan keberanian dan kepuasan untuk usaha yang aku dan teman-teman lakukan. Walaupun belum maksimal tapi setidaknya kami sudah berusaha dan hal itu menjadi pengalaman tersendiri buat kami belajar lebih awal untuk menjadi peneliti yang berkualitas seperti kakak-kakak yang ada di penalaran. Bentakan penanggap kami jadikan suatu kritikan pedas yang menjadikan kami lebih baik. Terima kasih.

Penalaran usai, OMK menanti. Karena OMK aku bisa nginap di rumah adat . Senang rasanya bisa bertemu lagi dengan peserta lain yang masih berusaha bertahan dari jurusan yang berbeda. Perbedaan itu yang melengkapi kami untuk lebih saling kenal satu dengan yang lain. Pinggang pegal karena larangan untuk bersandar di dinding saat menerima materi, menahan rasa kantuk dan lapar tidak menyurutkan semangat aku dan teman-teman untuk mengikuti semua kegiatan. Olahraga pagi bisa jadi hiburan tersendiri tiap pagi menahan lapar karena ulah kakak-kakak dan teman-teman. Kekompakan, keceriaan, kekreatifan semakin mempererat kebersamaan kami. Dikejar anjing saat olahraga pagi pun tak lupa kutuliskan dalam ceritaku ini :D. Makan sederhana menjadi sesuatu yang bermakna ketika kami semua bersama-sama menikmatinya. Antri cuci pirng masing-masing, antri untuk ambil makanan mirip tahanan, sandal hilang, satu rasa, berebut tempat tidur tidak akan pernah hilang dalam ingatan ku bahwa aku pernah bersama kalian mengikuti OMK bersama dan mengajariku banyak hal yang tidak pernah kudapatkan sebelumnya. Terima kasih :*

Tahap yang terakhir PMP. Tahap ini yang bikin aku dan teman-teman yang lain rajin datang di rumah kebanggan kami, rumah nalar. Malu-malu tapi untuk waktu yang singkat. Hampir setiap hari dalam waktu satu bulan PMP aku berusaha membangun chemistry dengan teman dan kakak yang lain. Masing-masing dikempokkan dalam tiap bidang dan aku di bidang diklat. Bersama kak Nisa dan jajarannya, aku banyak belajar tentang tugas bidang diklat. Melakukan peran yang sebelumnya belum pernah ku lakoni, sebagai moderator, pun teman-teman yang belajar menjadi pemateri. Semuanya menjadi sesuatu yang berharga J walaupun ikut kajian bolong-bolong, tapi itu karena berbagai halangan. Setiap materi yang disimak memberi manfaat dan motivasi tersendiri buat aku, dan yang paling menarik adlah materi kak indah tentang berpikir kritis. Selama ini yang ku anggap bepikir kritis adaah teman-teman yang aktif bertanya dikelas, berdebat namun dengan materi itu aku tahu bahwa hal-hal seperti itu berbanding terbalik dengan yang dikatakan berikir kritis. Terimah kasih ! 

Selain berkecimpung dalam bidang diklat, aku juga menjadi volunteer di seksi usaha dana Karya Bakti Ilmiah Nasional (KBIN). Banyak kegiatan yang aku lalui bersama teman yang lain. Pagi-pagi menjual bubur kacang hijau di tanjung, yang jujur kegiatan itu baru pertama kali ku lakukan.  Malam minggu menjual puding bersama di pantai losari bahkan harus sembunyi-sembunyi ketika beberapa pamong praja yang berjalan di sekitar tempat kami berjualan. Dukanya kalau jualan kami banyak yang menolak, tapi sukanya yah kalau banyak yang beli. Awalnya susah karena harus menyesuaikan diri dengan keadaan yang bisa di bilang asing. Namun hal itu menjadi pengalaman yang tersediri pula apalagi dengan kebersamaan dengan kakak dan teman-teman yang lain. Bukan hanya puding, cokelat pun tak lupa menjadi jualan kami. di akhir kegiatan PMK, untuk mencukupi waktu volunteer yang harus dipenuhi, tak habis pikir kak Nunu’ yang waktu itu jadi koordinator, mengajak kami berkreasi dengan membeli beberapa peniti dan kancing baju yang akan dibuat menjadi beberapa bros jilbab yang cantik dan unik. Bukan lagi di jual di pantai losari tapi dijual di kampus dengan teman sekelas yang butuh usaha keras untuk membujuk supaya teman mau membelinya dan hasilnya tidak mengecewakan. Ada kepuasan tersendiri ketika jualan kami ludes karena banyak yang berminat. Volunteer yang lain pun asyik dengan kegiatan dari tiap seksi masing-masing untuk mencukupi waktu volunteer mereka. 

Kartu kontrol di kumpul ke panitia dan menunggu hasil rapat siapa yang akan lulus untuk mengikuti pangukuhan anggota baru. Perasaan takut tidak lulus, deg degan pasti dialami semua peserta PMP-OMK. Namun setelah keputusan rapat, ternyata semua peserta yang tersisa 61 orang berhasil untuk mengikuti pengukuhan dan tentunya aku dan teman-teman merasa senang dan puas. sekitar dua minggu setelah PMK, baru diadakan pengukuhan di Punaga, Takalar.

Banyak persiapan yang kami lakukan sebelum berangkat ke tempat pengukuhan. Menyiapkan semua peralatan yang sudah ditentukan oleh kakak panitia. Mulai dari alat masak, pakaian pribadi, tenda tempat tidur, sampai alat make up yang entah untuk apa. Tanggal 17 Mei 2013 sore kami berangkat dengan pete’-pete’ merah yang ku anggap sangat berjasa karena kami boleh tiba di sebuah pantai di Takalar yang tidak terlihat karena gelapnya langit namun kami bisa merasakan angin yang dingin dan segar. Setelah tiba, kami rombongan terakhir yang tiba karena menyusul langsung duduk dan mendengarkan beberapa arahan dari kakak-kakak. Rasa capek, ngantuk dan gigitan nyamuk yang menyengat tangan tidak meyurutkan semangat kami karena boleh berkumpul bersama dengan peserta lain yang tinggal menghitung hari akan dikukuhkan menjadi keluarga besar LPM Penalaran UNM. Tiga hari selama kegiatan, banyak kegiatan, materi, games, dan masakan yang enak oleh kakak panitia, susah mandi karena minimnya kamar mandi, dan tidur pun bermasalah karena saling berebut tenda dan endingnya hanya tidur di tenda kecil yang melebihi kapasitas dan tidur dengan kaki terlipat, dan alhasil badan jadi sakit pas bangun pagi-pagi. Kegiatan rutin tiap pagi senam ala panitia dan peserta dengan gaya yang aneh-aneh tapi lucu yang bikin pagi jadi seru dan ramai. Tidak kalah seru games estafet tap kelompok pakai alat-alat yang di bawah yang ternyata untuk games itu. Mulai dari lomba pakai sarung, topi, kemej, dasi kantoran, dan yang cowok yang paling terakhir di make up oleh teman kelompok cewek dengan mata tertutup dan jadi korban games bahkan jadi bahan tertawaan semuanya. Tidak hanya itu, ada banyak kegiatan seru yang kami lalui hari itu, menyita banyak waktu dan energi tapi terbayarkan dengan kebahgiaan dan suara tawa yang membuat pantai punaga penuh dengan keceriaan dan kebersamaan yang tidak akan pernah tergantikan. Banyak games sederhana yang mengajarkan kami kebersamaan, kekompakan, tanggung jawab, saling percaya dan menghargai, dan saling mengerti keadaan masing-masing pribadi dan yang akan menjadi bekal kami untuk menjadikan LPM Penalaran menjadi yang terbaik untuk seterusnya. 

Dan waktu yang paling bersejarah dan di tunggu-tunggu minggu, 19 Mei 2013 dikejutkan oleh suara yang membangunkan kami sekitar pukul 04.00 pagi dan diculik satu per satu. Diterpa angin laut yang dingin pagi itu kami mengucapkan sumpah sebelum dikukuhkan menjadi keluarga penalaran. Masing-masing menunggu giliran untuk moment-moment paling penting mendapatkan NRA dan saling member selamat dengan semua kakak panitia dan semua peserta PMP-OMK yang resmi menjadi anggota penalaran. Bahagia, karena dari 150 orang yang lulus, ada 61 orang yang menjadi anggota penalaran angkatan 16. Angka yang unik. Hari itu menjadi hari bahagia dan menjadi hari penting. Semua usahaku dan teman-teman dari enam bulan yang lalu pendaftaran sampai pada saat kami di kukuhkan tidak dapat kami lalui tanpa kerja keras dan dukungan dan bantuan dari kakak penalaran serta semua teman. Tidak hanya sampai disitu, tapi saat itulah awal kami berjuang yang sesungguhnya untuk menjadi yang lebih baik dan kami masih sangat butuh bimbingan dari kakak-kakak yang sudah tahu lebih banyak. Thanks so much :*



Tidak ada komentar:

Posting Komentar